Saenai boku ga kimi no heya de shiteru koto wo classmate dare mo shiranai – Chapter 4 Bahasa Indonesia

Diperbarui pada 06-03-2022 20:22

Chapter kali ini aku langsung menerjemahkan dari RAW jepang, jadi kalau ada beberapa kesalahan mohon dimaklumi, hehehe

Translator & Editor : ACR


Chapter 4


 Sepulang sekolah, sebagai anggota komite perpustakaan, aku bertugas di meja resepsionis perspustakaan sekolah untuk memeriksa buku yang dipinjam dan dikembalikan.

 Setelah kelas selesai, peminjaman dan pengembalian buku akan sepi, aku meletakkan buku-buku di rak perpustakaan yang sudah sepi.

 Saat aku bekerja dengan tenang, suara pintu berderak terdengar. Aku melihat siswi yang masuk kedalam.

 Dia memiliki rambut hitam panjang dengan kacamata berbingkai tebal. Tubuh ramping dengan payudara sederhana. Aku bahkan tau dimana letak tahi lalat dari siswi yang tampak sederhana ini. Dan aku juga tau dia memiliki wajah cantik dibalik wajahnya yang tampak tanpa ekspresi.

「Aku ingin mengembalikan buku ini」

 一Siswi yang menyerahkan buku padaku adalah Takai Yumi。

 Aku memproses pengembalian buku itu tanpa sepatah kata.

「Hei……」

 Takai memanggilku, sepertinya dia ingin mengatakan sesuatu.

「Ada apa?」

「Sudah kuduga」

 Takai tampak sedang berpikir tapi tak lama setelah itu ekspresinya kembali ke wajahnya yang normal tanpa ekspresi. Dia tidak mengatakan sepatah katapun lagi, dan pergi ke rak-rak untuk mencari buku.

 Aku juga memiliki sesuatu untuk dibicarakan dengan Takai, tapi pertama-tama aku harus menyelesaikan pekerjaanku sebagai komite perpustakaan. Jika aku membiarkannya, itu akan menyebabkan masalah bagi anggota komite perpustakaan besok.

 Suasana tenang mengalir di perpustakaan, dimana hanya ada aku dan Takai saja. Dia sudah menemukan buku yang menarik minatnya dan sedang duduk untuk membacanya.

 Aku terus bekerja dengan tenang dan akhirnya mengembalikan semua buku yang selesai dipinjam kembali ke rak asalnya.

「Takai――」

 Tatapan Takai padaku di pagi hari dan saat istirahat makan siang, dan saat aku hendak berbicara dengannya untuk menanyakan hal itu, tiba-tiba aku diinterupsi oleh seseorang yang membuka pintu dengan keras.

「Touyama ketemu!」

 Sosok yang familier dengan berisik masuk ke perpustakaan tanpa membaca suasana. Mengenakan seragamnya, dengan kancing terbuka untuk memperlihatkan belahan dada, rambutnya dicat cerah dan perm longgar, hanya ada satu gadis yang seperti itu

「Uehara-san, tolong jangan berisik di perpustakaan」

「Oh, maaf, …… tapi tidak ada seorang pun di sini. Jadi tidak masalah kan? Berbicara sedikit lebih keras.」

 Uehara-san sepertinya tidak menyadari Takai, lalu aku menunjuk ke meja tempat Takai duduk.

「Ada Takai-san juga ya? Maaf membuat keributan. Tapi aku sama sekali tidak merasakan hawa kehadiranmu」

 Bahkan saat dikelas hawa kehadiran dan suasana Takai sangat tipis. Mungkin karena sekarang dia sedang fokus membaca jadinya hawa kehadirannya semakin lebih tipis dari biasanya.

 Takai melirik Uehara-san dalam diam dan segera mengembalikan pandangannya ke buku yang baru saja dia baca.

「Oh, Takai-san, apa aku menyinggungmu……? Maaf jika aku menyinggungmu. Aku tidak bermasuk buruk……」

 Takai biasanya memang seperti itu. Uehara-san yang tak mengetahui hal tersebut mengira Takai menjadi diam karena dia sedang marah.

 Mungkin begitulah cara kelompoknya biasanya bergaul, tapi Uehara-san tidak bisa membaca situasi. Namun bukan berarti dia gadis nakal, karena dia bisa merenung dan meminta maaf dengan benar.

「Aku tidak keberatan」

 Takai memberi jawaban singkat.

「Syukurlah……Takai-san, kamu sering membaca buku dikelas kan. Buku apa yang sedang kamu baca? Bisakah kau katakan padaku?」

 Uehara-san tertarik untuk membaca buku dan dia meminta rekomendasi buku padaku. Tapi buku yang sering dibaca Takai mungkin akan sulit dimengerti oleh Uehara-san. Takai suka membaca sastra murni. Aku juga telah membaca beberapa buku yang dia rekomendasikan, tapi aku tidak pandai dengan karya-karya yang memiliki kualitas seni tinggi.

「Uehara-san, saat diperpustakaan tolong jangan berisik. Dan tolong jangan menggangu orang lain yang sedang membaca.」

 Aku membantu Takai dengan mengatakan sesuatu yang masuk akal layaknya anggota komite perpustakaan. Jika hal ini dibiarkan, aku bisa melihat masa depan dimana Uehara-san akan berbicara dengan Takai secara sepihak.

「Maaf sudah mengganggumu membaca. Beritahu aku saat dikelas lain kali」

 Uehara-san yang mengakhiri percakapan secara sepihak tanpa mendengar jawaban Takai bergegas pergi ke arahku di konter perpustakaan.

「Hei, jika aku berbicara tentang buku dengan Touyama yang merupakan anggota komite perpustakaan, itu tidak termasuk percakapan pribadi, bukan? Beritahu aku rekomendasi yang kita bicarakan pagi ini」

 Tentu saja, jika seseorang membicarakan buku dengan anggota komite perpustakaan yang juga merupakan pustakawan, itu tidak termasuk percakapan pribadi. Uehara-san tampaknya sangat jeli.

Maa, tapi apa tidak masalah meniggalkan Kurashima sendirian? Aku tidak ingin terlibat keributan seperti itu lagi 」

 Ketika aku berbicara dengan Uehara-san, dia[1] menatapku dengan rasa cemburu, itu merepotkan.

「Kazuto pulang duluan karena dia ada urusan」

「Syukurlah」

「aku melibatkan Touyama pagi ini. Dia terus berlagak seolah dia pacarku, dan itu sangat menyebalkan bagiku」

 Uehara-san mulai mengeluh tentang Kurashima.

「Kurasa itu bukan salahmu, jadi tidak usah meminta maaf padaku. Kurashima sepertinya menyukai Uehara-san, jadi mungkin dia cemburu? Mungkin itu yang disebut posesif? 」

「Meski dia punya wajah tampan, tapi aku tidak tahan dengan sikapnya. 」

 Kalau begitu, kupikir akan lebih baik jika mereka tidak bersama, tapi kurasa itu tidak mungkin karena ada kasta dikelas. Ini cerita yang sangat merepotkan.

「Dalam hal itu, Touyama punya sifat tenang, santai, dan lembut, Aku pikir itu sangat bagus……」

 Entah kenapa, Uehara-san menatapku dari atas meja dengan pandangan ke atas. Terlihat wajahnya agak memerah, tapi mungkin itu karena cahaya matahari sore yang masuk melalui jendela.

「Bisakah aku meminjam buku ini」

 Kami saling menatap selama beberapa detik, kami tersadar ketika Takai berdiri dari kursinya dengan suara deritan dan bergegas ke konter.

 Kata-kata Takai bukanlah kata-kata tanpa emosi seperti biasanya, tetapi kata-kata yang tampak dipenuhi amarah.

「\週間後になりますBatas waktu pengembalian buku dua minggu dari sekarang」

「Terima kasih」

 Aku menanggapinya dengan sikap standar bahkan ketika berhadapan dengan Takai. Ini tetap sama apakah ada orang lain di perpustakaan atau tidak.

 Takai mengambil buku itu dan segera pergi meninggalkan perpustakaan,

「Apa Takai-san dalam suasana hati yang buruk? Apa aku menyinggung perasaannya?」

 Apa Uehara-san juga merasakan kemarahan dalam kata-kata Takai seperti yang kurasakan?

「Tidak……Takai selalu seperti itu di perpustakaan, jadi kurasa kamu tidak perlu mengkhawatirkannya」

「Jadi begitu ya……Apa Takai-san sering datang ke perpustakaan?」

「Ya, sampai-sampai aku menyebutnya hal biasa」

「Apa Touyama sering ngobrol dengan Takai-san?」

 Uehara-san tampak agak khawatir tentang Takai dan dia mengajukan banyak pertanyaan.

「Kami berdua sama-sama suka buku jadi kami sering mengobrol」

「Begitu ya……aku belum pernah melihat kalian berdua ngobrol di kelas, tapi kalian berdua berteman baik disini. Mungkin dia marah karena aku menggangu kalian ya?」

 Aku tak mengerti apa maksud perkataan Uehara-san. Hubunganku dengan Takai adalah sesuatu yang tidak diketahui siapapun dan tidak ada yang terganggu. Mungkin dia mencurigai hubunganku dengan dia?

「Uehara-san, apa kamu membayangkan sesuatu yang aneh? Aku dan Takai tidak pacaran」

「Begitu ya……syukurlah」

 Uehara-san meletakkan tangannya di dadanya dan membuat ekspresi lega.

 ――Ada apa ya? Hari ini Uehara-san terlihat aneh.

 Saat memikirkan hal tersebut, smartphone yang diletakkan di bawah konter berdering.

 ――Aku lupa mengalihakan ke silent mode!

「Aku akan mengalihakan ke silent mode, maaf Uehara-san

 Setelah mengatakan itu, aku mengambil smartphone dan melihat layar.

 Layar smartphonenya menampilkan notifikasi pesan dari Takai. Aku bergegas membuka pesannya dan melihat apa yang tertulis disana, lalu aku bertanya-tanya mengapa dia mengiriminya disaat seperti ini? Isi pesannya membuatku penasaran

『Ayo kita berhubungan seks hari ini. Setelah pulang sekolah datanglah kerumahku』

 Dia biasanya tidak mengirimiku pesan “ayo berhubungan seks” secara langsung. Seperti yang diharapakan, aku juga terkejut.

「Maaf, aku akan menutup perpustakaan, jadi kita akan membicarakan buku lain kali saja」

 Entah kenapa aku menjadi canggung berbicara dengan Uehara-san, jadi aku memutuskan untuk menghentikan pembicaraan.

「Apa yang terjadi? Kamu terlihat terkejut setelah melihat smartphone-mu」

 Biasanya, ketika seseorang mengajakku berkencan dalam sebuah pesan, itu tidak pernah terlihat di wajahku, tapi hari ini, kurasa aku sangat terkejut ketika membaca pesan yang mengundangku untuk berhubungan seks tepat di depan Uehara-san yang melihat wajahku

「Oh, tidak ada apa-apa」

 Takai pasti sengaja mengirim pesan mengajak seks terang-terangan saat ini.

 Aku tidak memahami perilaku Uehara-san dan Takai hari ini.

「Aku akan kembali lagi karena kamu sepertinya sibuk dan aku tidak ingin mengganggumu」

 Setelah mengatakan itu, Uehara-san meninggalkan perpustakaan.

 ――Aku akan berduaan dengan Takai sekarang, dan aku akan bertanya padanya tentang pesan yang baru saja dia kirimkan padaku.


Catatan:

[Note 1]Si Kurashima


Chapter 3TOCChapter 5

Tinggalkan komentar